
Lampungjaya.news, Tubaba – Janji pemerintah untuk menyediakan pupuk subsidi murah kembali menjadi bahan keluhan di kalangan petani. Di lapangan, harga pupuk subsidi jenis urea dan phonska justru meroket hingga Rp360 ribu per paket, hampir dua kali lipat dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan.
Fakta ini mencuat saat kegiatan reses H. Putra Jaya Umar, anggota DPRD Provinsi Lampung dari Partai Golkar.
“Mendengar keluhan ini, hati nurani saya tergugah. Hak petani untuk mendapatkan pupuk subsidi sesuai HET harus diperjuangkan,” tegasnya di hadapan warga.
Ketua Gapoktan Tri Tunggal Jaya sekaligus pemilik Kios Tani Sejahtera, Aldi, membantah tudingan bahwa kiosnya menjual pupuk di atas HET.
“Pupuk yang dibahas waktu reses Haji Putra itu bukan dari kios saya. Memang waktu itu stok sulit, kadang mahal karena diambil dari Mesuji,” jelasnya.
Ia memastikan harga jual di kiosnya sesuai ketentuan.
“Saya menjual Rp227.500 untuk sepasang. Sebelum ada kios ini, petani harus ke SP5 atau Mesuji. Ada juga yang mengambil langsung ke sana tanpa lewat kelompok tani,” ungkapnya.
Ketua Gapoktan Sidodadi, Ali, membenarkan bahwa tahun ini pupuk subsidi di wilayahnya disalurkan sesuai HET oleh Kios Tani Sejahtera. Hal senada diungkapkan Ketua Kelompok Tani Sabat.
“Masyarakat bersyukur karena dapat lebih dari dua ton, diantar ke tempat, dan sesuai harga HET,” ujarnya.
Namun, kisah berbeda datang dari Sunari, petani di wilayah paling ujung.
“Tahun 2023 saya cuma dapat satu kuintal dari Gapoktan, harganya Rp360 ribu per paket. Tahun 2024 dan 2025 malah tidak dapat sama sekali,” keluhnya.
Lebih ironis lagi, menurutnya ada petani yang membayar lebih mahal dari itu.
“Katanya Rp380 ribu untuk phonska sepasang. Apa karena kami di ujung? Mau lapor ke siapa? Menterinya bilang harga Rp90 ribu per zak, kok di sini dua kali lipat,” geramnya.(Jhn)