Apa Yang Saya Lakukan Kalo Saya Dipercaya Jadi Kepala Kampung..?!

Lampungjaya.news, Celoteh Kawan

Sebelum menjawab pertanyaan ini, Saya rasa kita harus sepakat, bahwa salah satu cara terbaik membangun negeri ini adalah membangun desa, karena desa yang berdaya akan selalu manjadi bagian penting menjadikan daerah yang berdaya saing (udah kaya visi kabupaten ya..😁😁)

Tahun 2023 hingga 2024 akan menjadi tahun politik, kita akan memilih Kepala Kampung, lanjut ke pemilihan Legislatif, Bupati, sampai ke Presiden (pokoknya banyak yang dipilih..😁😁)

Tak perlu jauh-jauh menengok Presiden, lihat saja Kepala Kampung yang seharusnya menurut saya menjadi sosok penting dalam upaya membangun negeri ini.

“Kalo kita ibaratin dalam pertandingan sepak bola, kita sepakat manager/pelatih mempunyai peran penting, tapi pemain yang punya skill adalah tokoh sentral dalam sebuah kemenangan” (intine rakyat kuasa 🤭🤭,.. tapi mung pas pilihan’ biasane gitu 😁😁)

Saya rasa itu jadi alasan kuat untuk kita seharusnya mempercayai jabatan kepala kampung, kepada “Sosok Terbaik” yang mampu menjadi manager yang cerdas, hebat, dan mandiri untuk menjadi kepala kampung kita nanti di periode 2023-2029.

Berbicara pemilihan dan buat kita yang mengaku peduli akan pembangunan, sudah saatnya kita memilih “dia” yang paling layak dan pantas, bukan justru dia yang bisa mempermudah kita untuk urusan dibelakang kantor atau dibalik meja, atau dia yang akan menjamin jatah proyek kepada kita, apa lagi dia yang jelas-jelas memberikan selembar kertas bernilai sehari berwarna biru atau merah saat pemilihan nanti, fatalnya begitu jadi bingung arep ngopo 😁

Dia yang pantas dan layak itu dia yang seperti apa?

Kalo menurut saya, dia yang pantas dan layak itu adalah, dia yang mengerti dan yakin betul akan apa yang menjadi amanah nantinya, serta paham halal haramnya rejeki dan beberapa point kriteria berikut :

  1. Dia yang cukup akan dirinya sendiri.
  2. Dia yang mempunyai visi atau tujuan yang jelas akan dirinya dan kampung yang akan dia pimpin.
  3. Dia yang paham betul akan potensi dan masalah kampungnya, tau berapa dana desa yang diperoleh dan paham betul aturan terkait dengan alokasi dana tersebut.
  4. Dia yang mengerti betul point 3 bisa kita lihat dari program yang dicanangkan, jadi dipoint ini dia yang pantas dan layak itu harus punya program jelas yang kemudian terjabarkan visi kedepannya, dan dari bagaimana dia memaksimalkan lembaga-lembaga yang ada di kampungnya, seperti Bumkamp, Karang Taruna, LKMD dan Lembaga lainnya serta tentunya staf-staf yang menangani bagian-bagian tertentu, yang menurut peraturan perundang-undangan yang ada masing-masing memiliki alokasi dana desa yang jelas.

Jadi apa yang saya lakukan kalo jadi Kepala Kampung.?

Jawabanya adalah, saya belum memenuhi point satu, yaitu saya belum merasa cukup dengan diri saya sendiri karena buat saya menjadi Kepala Kampung adalah pengabdian bukan pengayaan.

JADI SAMPAI DETIK INI SAYA BELUM PUNYA NIAT SAMA SEKALI JADI KEPALA KAMPUNG.

___Ekonomi ae masih mobat-mabit bagaimana bisa cukup akan diri sendiri 😅🤭😁🤣🤣

oh iya, barangkali ada temen-temen saya yang tertarik jadi kepala kampung, ayoklah tanya diri sendiri niatnya buat apa.?
Ngerti belum kampung itu gimana.?
Kalo udah, bolehlah datang ke calon pemilih dengan rencana, atau ada yang mau belajar tentang kampung,.

yang pertama siapkan kuota banyak-banyak,.
selanjutnya betah membaca (nek malu belajar Yo searching Mbah Google 😁😁),.

terus kalo ndak malu diskusikan ke orang yang paham,.
yang terpenting siapkan kopi dan rokoknya,.
yo kecut boss, nek ngobrol tok ora rokok’an..🤣🤣

Penulis : Priatmoko