
Lampungjaya.news, Tubaba – Dugaan permainan harga pupuk subsidi di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) mencuat di Kecamatan Gunung Agung, Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba). Petani menjerit karena pupuk subsidi yang seharusnya mudah diperoleh justru langka, dan ketika ada, harganya melonjak hingga Rp360 ribu per kintal, jauh di atas ketetapan pemerintah. Rabu, (30/07/2025).
Keluhan ini terungkap dalam agenda reses Anggota Komisi I DPRD Provinsi Lampung, H. Putra Jaya Umar, di Tiyuh Jaya Murni.
Seorang warga Jaya Murni, Yanta, mengaku merasa dipermainkan.
“Tahun lalu saya ditelepon ketua Gapoktan untuk mengambil pupuk. Begitu saya datang, pupuk sudah habis. Sekarang harganya tembus Rp360 ribu per kintal. Apa memang aturannya begitu, atau hanya kami rakyat kecil yang diperlakukan seperti ini?” ucapnya geram.
Keluhan serupa disampaikan Suhar, petani dari Tunas Jaya.
“Kami sudah bawa uang sesuai harga yang diminta, tapi pupuk tetap tidak ada. Kami ini harus mengadu ke siapa?” katanya.
H. Putra Jaya Umar, yang akrab disapa Abi Putra, tak menutupi kekecewaannya. Ia menegaskan akan membawa kasus ini ke rapat resmi DPRD Provinsi Lampung dan mendesak aparat menindak tegas dugaan penyimpangan.
“Ini jelas merugikan petani. Pemerintah sudah menetapkan HET. Kalau ada distributor atau pihak manapun yang bermain, mereka harus ditindak. Jangan ada pembiaran!” tegasnya.
Politisi Fraksi Partai Golkar itu juga meminta pengawasan distribusi pupuk subsidi diperketat agar tidak ada lagi praktik nakal di lapangan.
“Saya akan kawal sampai tuntas, sampai ada tindakan nyata dari dinas terkait. Jika perlu, kami akan mendorong penegak hukum turun,” pungkasnya.
Pasca-reses, tim media mendapati pupuk subsidi mulai disalurkan kepada Gapoktan di Tiyuh Tri Tunggal Jaya pada 29 Juli 2025. Harga yang dijual disebut berada di bawah Rp300 ribu per kintal, jauh berbeda dari harga yang sebelumnya dikeluhkan. Fakta ini memperkuat dugaan adanya praktik permainan harga oleh oknum tertentu di lapangan.(Jhn)