
Lampungjaya.news, Mesuji – Puskesmas Adi Luhur terus bergeliat melaksanakan Program Pelayanan Kesehatan Gratis (PKG) dalam mendeteksi dini masalah kesehatan, mencegah penyakit, serta meningkatkan kualitas hidup bagi masyarakat.
Hepy Nisesa, S.ST., selaku Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Adi Luhur menyampaikan, sejauh ini pihaknya telah melakukan PKG di empat desa dari 7 desa yang masuk dalam wilayah kerja, diantaranya Desa Adi Luhur, Desa Adi Mulyo, Desa Mukti Karya dan Desa Fajar Baru, dengan target sasaran 20.000 jiwa, mencakup berbagai kelompok usia, mulai dari bayi baru lahir, anak sekolah balita, hingga lansia usia produktif dan dewasa.
“Kami akan dan telah melaksanakan PKG/CKG melalui home care, pusling dan inovasi program Gerakan Serentak Pelayanan Terpadu (Gertak Dadu) ke tiap-tiap RK sebanyak 41 orang dari 7 desa se-Kecamatan Pancajaya,” ucapnya, Rabu, (30/07/2025).
Lanjutnya, dari beragam keluhan yang ditemui, didominasi oleh penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang menyerang saluran pernapasan karena disebabkan kurangnya ketahanan tubuh, sehingga rentan terhadap infeksi virus dan bakteri.
Selain ISPA jelas Hepy, pihak Puskesmas juga melakukan pelayanan kesehatan esensial neonatal dalam mendeteksi dini masalah kesehatan bawaan pada bayi dan juga Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) berjumlah 33 orang yang disebabkan berbagai faktor mulai dari masalah ekonomi, tekanan emosional karena pinjaman online (Pinjol) sampai turunan.
“Dari berbagai keluhan yang terdata masih dalam kondisi aman dan sudah dilakukan penanganan. Pihak Puskesmas juga akan menyelesaikan PKG di 7 desa sampai akhir Agustus dengan capaian 15 persen. Dan mencapai target sasaran 25 persen sampai akhir tahun 2025 mendatang,” bebernya.
Saat ini, kata Hepy, Puskesmas Adi Luhur memiliki 2 orang dokter umum dan 1 dokter gigi. Dengan kapasitas bangunan yang dirasa cukup memadai untuk 10 bet terbagi dari 3 ruang perawatan, raung anak, ruang laki-laki dan perempuan dewasa ditambah ruang persalinan.
Terkait pengobatan tambahnya, bagi pasien tidak mampu yang datang berobat ke Puskesmas dan tidak memiliki BPJS, maka pihaknya akan memberi fasilitas bagi keluarga pasien untuk menghidupkan BPJS bekerjasama dengan pihak Dinas Sosial setempat.
“Untuk pasien yang benar-benar tidak mampu dibawah garis kemiskinan ekstrem, pihak Puskes akan berupaya memberi keringanan bahkan free biaya pengobatan sebagai kebijakan Puskesmas.
Akan tetapi, untuk yang tidak memiliki BPJS, kami akan bantu menjadi fasilitator melakukan kofirmasi ke Dinas Sosial setempat. Supaya masyarakat bisa menghidupkan kembali BPJS mereka, karena itu penting dan sangat diperlukan.
Intinya, kita akan bekerja sesuai poksi, tapi tetap mengedepankan sisi kemanusiaan, ikhlas bekerja dalam ibadah untuk kebaikan bersama,” pungkasnya. (San)