Lampungjaya.news, Bandar Lampung – Hampir dimassa warga, Babinsa dan Babinkamtibmas tenangkan masyarakat.
Suparno Ketua RT 32 LK 3 kelurahan Surabaya Kecamatan Kedaton mengatakan saat sebelum pihak berwajib datang warga sudah berkumpul.
“Warga sudah kumpul sekitar 50 orang mungkin sudah jengkel, jadi mau ngadilin sendiri,” kata Suparno, Selasa 4 Februari 2020.
Atas perihal tersebut dan mendapat aduan dari Hujan Emas, Suparno mengaku langsung menghubungi Babinsa dan Babinkamtibmas setempat.
“Untung ada babinsa dan bhabinkamtibmas datang, kalau gak bisa hancur dimassa,” ujarnya.
Suparno mengaku perbuatan yang dilakukan oleh warganya Agus Hasan sudah berulang kali dan sudah ada tiga kali laporan yang masuk kepadanya selaku ketua RT.
“Pertama sudah konsultasi dengan Babin, tapi saat mau dipanggil selalu gak ada, dan warga sudah resah kalau gak ditindaklanjuti bisa mati,” terang Suparno.
Suparno menuturkan puncak keresahan warga saat mendapati korban Ibrahim (6) mengalami luka serius melepuh dibagian kaki.
“Ramenya tadi jam 9, bagaimana tidak (warga resah) anak itu (Ibrahim) disiram air panas,” tutup Suparno.
Sementara Babinsa Kelurahan Surabaya Serda Frendi Nijardo mengatakan warga setempat naik pitam melihat kaki korban melepuh akibat disiram air panas oleh ayah tirinya Agus.
“Warga ingin menghakiminya, akhirnya kami amankan pelaku,” tuturnya.
Kata Serda Frendi, korban mengalami trauma sehingga akan menangis hebat jika melihat ayah tirinya.
“Pelaku diserahkan ke Polsek Kedaton untuk diproses secara hukum,” tutup Serda Frendi.
Sebelumnya diberitakan, kerap dihajar oleh ayah tiri, seorang anak dibawah umur mengalami luka-luka hingga kakinya melepuh.
Alhasil warga Jalan Teratai Gang Tulip RT 32 LK III, Kelurahan Surabaya, Kedaton yang sudah muak melihat kekerasan ini mengadu ke pihak berwajib, Selasa 4 Februari 2020.
Ayah tiri ini diketahui bernama Wawan Setiawan alias Agus Hasan (35) warga jalan Raja Ratu Labuhan Ratu Kedaton.
Sementara korban diketahui bernama Ibrahim (6) yang tidak lain merupakan anak tiri pelaku.
Warga yang melapor Hujan Emas, mengatakan ia sudah tak tega melihat Ibrahim disiksa oleh ayah tirinya.
“Kasian anak ini, penyiksaan ini diluar batas enggak dianggap manusia, bekas luka luka ada, dipukul pakai pompa, pakai gincu, bahkan disundut rokok,” kata Hujan.
Hujan mengatakan, pelaku sehari-hari bekerja sebagai tukang rosok.
“Bapaknya ngerongsok, dia dimanfaatkan hanya untuk merongsok,” imbuhnya.
Hujan menuturkan jika Ibrahim sudah lama disiksa oleh ayahnya sendiri namun warga tak memberanikan diri melapor.
“Dia (Ibrahim) ini sudah lama disiksa, tapi warga gak berani maaf ngomong bapaknya preman,” tuturnya.
Hujan pun mengaku sudah tak sanggup melihat kekerasan ini sehingga memberanikan diri melaporkan kejadian ini.
“Saya memberanikan diri, karena ada yang melihat ngomong kesaya, dan udah beberapa kali makanya saya tindaklanjuti laporan, karena kaki sudah melepuh kena air panas,” tandasnya.(Jepri AS)